Selasa, 02 November 2010

Rahasia Aktivasi Otak Tengah

Salah satu rahasia aktivasi otak tengah yang bisa membuat anak-anak biasa menjadi luar biasa adalah memakai teknologi gelombang otak. Teknologi gelombang otak ini pertama kali ditemukan oleh Richard Caton. Dalam jurnal medis di Inggris yang dikeluarkan pada tahun 1875, dia menyebutkan bahwa pada belahan otak kelinci dan monyet ditemukan adanya aktivitas listrik.
Penelitian tentang gelombang otak kemudian dilanjutkan oleh Adolf Beck pada tahun 1890. Dalam sebuah artikelnya dia menemukan adanya gelombang listrik pada otak kelinci dan otak anjing. Dia menambahkan bahwa gelombang ini berupa osilasi ritmik yang mirip cahaya.

Penemuan gelombang otak manusia sendiri baru ada setelah seorang ahli fisiologi bernama Hans Berger menjelaskan penelitian tentang gelombang otak manusia pada tahun 1920. Macam-macam gelombang otak Gelombang otak manusia terdiri atas beberapa macam. Setiap macam gelombang dibedakan atas frekuensi dan juga gejala yang menyertai ke-munculannya. Gelombang-gelombang otak ini antara lain adalah gelombang alpha, gelombang beta, gelombang delta, gelombang gamma, dan juga gelombang tetha. Dalam beberapa sumber, ada yang menyertakan gelombang otak yang lain, yaitu Schumann Resonance dan juga sensory motor rhythm.
Gelombang otak yang pertama adalah gelombang alpha. Gelombang alpha ini mempunyai frekuensi 8 hingga 12 hertz. Ketika gelombang ini muncul, mata kita akan terasa ngantuk. Saat itu, kita akan merasa sadar dan tidak sadar. Gelombang ini juga muncul saat kita sedang relaksasi dan beristirahat.
Frekuensi gelombang alpha merupakan frekuensi pengendali yang mampu menghubungkan pikiran sadar dan bawah sadar. Itu sebabnya, kita mampu mengingat mimpi yang terjadi saat kita tidur. Gelombang alpha juga dihasilkan orang yang sedang meditasi atau rileks.
Gelombang otak yang kedua adalah gelombang beta. Gelombang beta ini mempunyai frekuensi di atas 12 hertz atau 12 hertz sampai dengan 19 hertz. Gelombang ini muncul saat kita sedang siaga penuh. Misalnya saja, saat kita bekerja atau sedang berkomunikasi dengan orang lain. Gelombang beta dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu High Beta Waves (frekuansi di atas 19 hertz), Beta Waves (15-18 hertz), dan Low Beta Waves (12-15 hertz).
Gelombang otak yang ketiga adalah gelombang delta. Gelombang delta ini mempunyai frekuensi 1 sampai dengan 4 hertz. Gelombang ini frekuensinya rendah, tetapi amplitu-donya besar. Gelombang delta juga muncul saat tubuh dan pikiran kita berada dalam relaksasi. Misalnya saja saat tidur terlelap tanpa mimpi.
Gelombang otak yang keempat adalah gelombang gamma. Gelombang gamma ini mempunyai frekuensi 25 sampai dengan 100 hertz. Gelombang ini muncul pada saat tubuh kita berada dalam kondisi mental yang sangat kuat. Misalnya saja saat tampil di muka umum, panik, dan ketakutan. Dalam kondisi ini, tubuh mempunyai kesadaran yang penuh. Beberapa artikel di internet menyebutkan bahwa gelombang gamma terbagi lagi ke dalam beberapa bagian dan konon gelombang-gelombang tersebut berhubungan dengan supranatural dan kemampuan yang luar biasa.
Baru-baru ini ditemukan bahwa temyata di atas gelombang gamma terdapat gelombang lain yang frekuensinya lebih besar. Gelombang pertama adalah gelombang hypergam-ma. Gelombang ini mempunyai frekuensi lebih dari 100 hertz. Dan gelombang kedua adalah gelombang lambda. Gelombang ini mempunyai frekuensi lebih dari 200 hertz.
Gelombang otak yang kelima adalah gelombang tetha. Gelombang tethadisebut juga sebagai Tetha Rhytm. Frekuensinya adalah di antara 4 hertz hingga 8 hertz. Tanda-tanda yang datang saat gelombang ini muncul adalah napas yang melambat dan dalam. Gelombang ini juga muncul saat orang dalam kondisi yang sangat rileks seperti meditasi, dan menjalani ritual agama yang khusyuk.
Bayi dan anak-anak selalu dalam gelombang tetha dan alpha. Itu sebabnya, anak-anak mudah sekali belajar dan menerima perkataan perkataan baik/buruk. Gelombang alpha dan tetha merupakan gelombang pikiran bawah sadar dan dengan gelombang ini pula, anak-anak mampu berimajinasi tanpa batas.
Sensori Motor Rhythm (SMR) juga termasuk ke dalam gelombang otak. Gelombang ini mempunyai frekuensi 12 hertz hingga 16 hertz. SMR sebenarnya masih masuk kelompok getaran low beta. Akan tetapi, gelom-bang ini baru dipelajari secara mendalam akhir-akhir ini. Temuan yang diperoleh para ahli menujukkan bahwa penderita epilepsi, penderita ADHD (Attention Deficit and Hyperacti-vity Disorder) dan penderita autisme temyata tidak menghasilkan gelombang jenis ini.
Hal ini terjadi karena para penderita gangguan di atas tidak mampu berkonsentrasi atau fokus pada suatu hal yang dianggap penting. Ingat lagi bahwa gelombang beta muncul saat tubuh berada dalam siaga dan konsentrasi penuh. Akibat inilah, para ahli akhirnya menemukan terapi penyembuhan penyakit tadi adalah dengan cara merangsang otak agar menghasilkan getaran SMR tersebut. Hal tersebut dilakukan dengan teknik neurofeedback.
Tak hanya Sensory Motor Rhythm, Schumann Resonance juga termasuk ke dalam gelombang otak. Gelombang ini termasuk golongan gelombang tetha. Akan tetapi, Schumann Resonance dihasilkan oleh getaran alam semesta. Frekuensi gelombang ini adalah 7,83 hertz.
Manusia yang mampu menghasilkan gelombang ini konon mempunyai kemampuan supranatural, seperti Extrasensory Perception (ESP), telepati, Clairvoy-ance (bentuk dari ESP), dan kemampuan supranatural lainnya. Salah satu contoh manusia yang otaknya mampu menghasilkan gelombang ini adalah anak indigo (anak yang menunjukkan perilaku lebih dewasa dibandingkan usianya dan memiliki kemampuan intuisi yang sangat tinggi).
Penemuan aktivasi otak tengah ini sesungguhnya sangat menarik sekali karena terbukti dengan memanfaatkan teknologi gelombang otak buatan manusia namun hasilnya mampu membuat seorang anak “sakti” alias mampu melakukan aktivitas dengan mata tertutup tanpa harus melakukan ritual yang bersifat mistik sebagaimana dilakukan oleh orang-orang dewasa yang gemar ilmu supranatural.
Tugas para ilmuwan sekarang adalah melakukan riset mengapa gelombang otak tengah (mesencephalic waves) ternyata mampu membuka intuisi super pada anak dengan menggunakan alat pendeteksi gelombang otak bernama EEG generasi terbaru. Alat EEG ini dalam penelitian ilmiah terbaru telah berhasil menemukan gelombang otak tengah. Penemuan ini disebut dengan istilah “New EEG phenomenon”.
Nampaknya memang gelombang otak tengah inilah “radar” baru untuk manusia. Jika binatang memiliki insting yang tinggi sehingga mengetahui jika ada bencana yg akan datang, maka manusia dengan kemampuan gelombang radar otak tengah ini pun akan kemampuan yang sama dapat mengetahui apa yang akan terjadi.
Jika binatang mampu meradar bencana yang akan datang tentunya manusia yang merupakan mahluk Tuhan paling sempurna mestinya bisa juga. Namun kemampuan ini memang sering terkubur ketika kita dewasa karena sudah terlalu mengandalkan rasio/menuhankan akal sehingga melupakan bahwa manusia adalah mahluk spiritual yang memiliki kemampuan luar biasa.
Blind Fold Reading di Jepang
Kemampuan anak dalam melakukan aktivitas dengan mata tertutup atau Blind Fold Reading (BFR) di Indonesia masih hal baru. Di Jepang sendiri sebenarnya sudah cukup lama ditemukan sehingga tidak heran Jepang menjadi bangsa yang maju.
Jika di Indonesia, kemampuan BFR masih diributkan dengan mengatakan hoax/penipuan/ngintip maka di Jepang BFR sudah hal yang biasa bagi anak-anak karena kemampuan ini hal yang tidak mungkin terbantahkan. Bangsa ini memang aneh karena lebih suka berkonflik atau berpikiran negatif terhadap pengetahuan yang baru. Jarang sekali orang-orang yang berpikiran terbuka dan jernih sehingga mampu berpikir secara objektif.
Professor Makoto Shichida adalah ilmuwan jepang yang telah meneliti otak manusia selama 40 tahun lebih. Metodenya tidak dinamakan “aktivasi otak tengah” atau “midbrain activation” namun bernama “Shichida Method”. Profil Makoto Shichida bisa dibaca di http://www.shichidamethod.com/about_founder.html
Salah satu kemampuan setelah mengikuti “Shichida Method” adalah kemampuan melakukan Blind Fold Reading. Testimoninya bisa di baca di : http://www.shichidamethod.com/parents_testimony.html
“When Yun Ying was BLIND-FOLD, she can pick up the right color of blocks when I told her to what color I want. She was able to get 100% rights. She also can pick up the right color of the cards. She was even can read the numbers on the card even she was blind-fold.”
Bahkan tidak hanya kemampuan BFR melainkan bisa juga “membaca pikiran” orang lain sebagaimana testimoni yang bisa dibaca di http://www.shichidamethod.com/more_parents_comment.html#PerceptionNIntuition
Jadi jelas bahwa metode Blind Fold Reading sendiri sudah diakui di Jepang dan yang menemukan metodenya adalah ilmuwan yang bergelar profesor dan telah meneliti otak selama 40 tahun lebih dengan mendapatkan penghargaan dari berbagai lembaga ilmu pengetahuan internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar